Selasa, 04 Desember 2012

Jika Cinta Memang Bukan Milikku

Jika Cinta Memang Bukan Milikku
            Tet..tet..tet.. bel tanda istirahat berbunyi. “Dhita, yuk kita pergi ke kantin !” Sahut Karin kepadaku. “Ayo !” Jawabku. Lalu kita berdua bergegas menuju ke kantin sekolah yang terletak jauh di pojok belakang sekolahan. Ketika aku dan Karin sedang enak-enak makan di kantin, tiba-tiba “degg..!!” jantungku berdegup kencang ketika aku bertemu dengan seorang cowok yang aku idam-idamkan selama satu tahun semenjak ku sekolah di SMP ini. Namanya adalah Kevin Dharmawan, biasa dipanggil Kevin. Dia adalah satu-satunya cowok yang perfect banget menurut aku. Udah cakep, ramah, sabar, baik hati pula, pokoknya idaman banyak cewek deh. Maka dari itu banyak cewek di sekolah ini yang naksir sama dia, termasuk aku. Tetapi bodohnya aku, aku selalu saja minder dan tidak PD setiap berpapasan dengannya.
            Keesokan harinya, Karin tiba-tiba bertanya padaku, kenapa aku yang telah menyukai Kevin selama 1 tahun tidak mencari laki-laki lain yang lebih ganteng daripada Kevin. Tapi bagiku, ah, masa bodo, namanya juga udah suka dan jatuh hati banget sama si Kevin, nggak mungkin aku bisa berpaling ke cowok yang lainnya selain Kevin. Lagipula, Kevin itu juga mirip sama artis Korea idolaku yang bernama Lee Min Hoo, tetapi cuma dari sisi samping sih, hehe. Karin hanya tertawa ringan melihatku.
            Tet..tet..tet.. tiba-tiba aku dan Karin dikagetkan oleh dering bel sekolah yang sungguh tidak enak didengar, dari dulu bunyinya selalu saja tat..tet..tot..tet..tot.. kaya’ kentut aja. Huft .. langsung saja aku dan Karin bergegas masuk ke dalam kelas. Pelajaran hari ini sungguh membuatku mengantuk dan tak bergairah, maklum saja, namanya pelajaran Sejarah tu isinya cerita melulu, sampai-sampai aku tak jarang ketiduran setiap mengikuti pelajaran ini, huahh !! Setelah pelajaran Sejarah selesai, berakhirlah seluruh kegiatan belajar mengajar pada hari ini. Lalu bel pulang sekolah berbunyi dan aku serta teman-teman lainnya dengan semangat bergegas pulang ke rumah masing-masing.
            Ketika aku sampai di rumah, sejenak kurebahkan tubuhku ke springbedku yang empuk ini. Tiba-tiba, eng..ing..eng.. Hpku berbunyi, tanda ada yang menelponku. Ternyata si Karin, dia menelponku dan mengatakan bahwa dia mau ngasih nomor Hpku ke Kevin. Hatiku seneng banget, tapi herannya, ngapain ya si Kevin pake minta nomor Hpku segala. Ah, biarin aja, yang penting aku nanti bisa berhubungan dengan Kevin melalui ponselku. Hehehe, kesempatan emas buat PDKT sama dia nih.
            Keesokan harinya, aku bertanya kepada Karin, mengapa kok Kevin minta nomor Hpku segala kepada Karin. Tapi Karin malah menjawab tidak tahu, Karena Kevin memang sengaja tidak memberitahu Karin. Malam harinya, tiba-tiba ada seseorang yang nomornya asing mengirim sms kepadaku. Hatiku sudah menduga bahwa itu adalah Kevin. Lah, ternyata dugaanku 100% tidak meleset. Benar yang meng-smsku adalah si Kevin. Oh Ya Tuhan, mimpi ketiban apa aku semalam? Sungguh hatiku senang gembira tiada terkira. Setelah kubaca dan kubaca, ternyata dari sms itu Kevin mengatakan bahwa dia mau mengajakku ketemuan di sawah depan rumahku. Whattt??? Mau ngapain ya dia ngajak aku ketemuan di sawah? Mau mburu kodok kali ya? Hahaha. Tapi, iya saja lah, ini kan kesempatan emas banget buat aku.
            Keesokan harinya, beberapa jam setelah aku pulang sekolah, tepat jam 15.00 WIB aku pergi menuju sawah  depan rumahku. “Kok sepi sih?” tanyaku pada diriku sendiri, memang di sawah tak ada siapapun, kecuali kodok ngorek yang melompat ke sana ke mari dengan senangnya. Aku bingung, sebenarnya Kevin benar-benar mau menemuiku atau tidak sih. Apakah dia hanya bercanda? Kalau sungguh-sungguh, kenapa dia sekarang tidak Nampak batang hidungnya di areal persawahan ini? Hmm… meragukan. Daripada bingung sendirian di sawah kagak jelas begini, mending aku pulang saja lah. Tapi, baru saja ku lekas membalikkan badanku 95,99999 derajat,
“KEVIN???” Ternyata Kevin sudah ada di belakangku.
“KEVIN??kamu mau ngapain ngajak aku ketemuan di sini?” tanyaku agak gugup.
”Dhit, aku sengaja ngajak kamu ketemuan di sini karena ada sesuatu hal yang mau aku utarakan kepadamu.” Terang Kevin kepadaku.
“Hmm, sesuatu apa’an ya Vin?” tanyaku agak bingung dan penasaran.
“Sebenernya aku tu, selama ini memendam rasa ke kamu Dhit. Tapi, aku malu mau mengutarakan kepadamu, tau sendiri kan risiko yang harus kuterima kalau seumpama aku pacaran sama kamu? Pasti banyak cewek di sekolahan kita yang cemburu dan akan sirik sama cewek yang jadi pacarku. Tapi, walaupun dengan semua risiko itu, bersediakah kamu untuk jadi kekasihku Dhit?” Ungkap Kevin kepadaku. Apakah dia bersungguh-sungguh Ya Tuhan? cowok seperfect dia, ternyata juga suka sama aku? Impossible banget, tapi buktinya ini dia.
“A-a-a-aku sebenernya juga suka sih sama kamu Vin, tapi aku malu, aku merasa minder buat menyatakan perasaanku ke kamu. Tapi, aku bener-bener gak nolak kok Vin jikalau kamu mau aku jadi pacarmu.” Ucapku agak terbata-bata, nervous banget dah sumpah !!
            Sejak saat itu, aku dan Kevin menjalin hubungan asmara. Sungguh indah hari-hari kulalui bersama Kevin. Tapi, risiko ya tetap risiko. Sudah banyak murid di SMPku yang mengetahui hubunganku dengan Kevin, jadi banyak banget cewek yang jealous dan sirik gitu sama aku. Karin pun, sahabat dekatku sendiri, sepertinya agak iri juga melihatku bersama Kevin. Tapi, aku nggak mau kehilangan sahabat terbaikku cuma masalah cinta monyet kaya’ gini.
            Tak terasa sudah 5 bulan lamanya ku menjalin hubungan dengan Kevin, telah kulalui pahit getirnya selama berpacaran dengan Kevin. Inilah risikonya pacaran sama cowok terganteng di sekolahanku. Dan tepat tanggal 13 Desember, ada seseorang tak dikenal telah mengirim sms kepada Kevin yang menyatakan bahwa aku sudah tidak betah dengan Kevin dan ingin putus dengan Kevin. Oh tidak, ada seseorang yang telah memfitnahku.
            Ternyata, seseorang yang telah memfitnahku adalah Karin, sahabatku sendiri. Teganya dia telah merusak hubunganku dengan Kevin. Nampaknya ia perlahan-lahan ingin merebut Kevin dari sisiku. Aku tau bahwa Karin sudah menyukai Kevin sejak kecil, maklum saja, Karin berteman dengan Kevin sejak mereka duduk di Taman Kanak-Kanak. Dan Karin sebetulnya tidak senang jika ada cewek yang menjadi pacarnya Kevin, tapi mungkin Karin kasihan kepadaku sehingga menyerahkan Kevin kepadaku. Tapi itu semua percuma jika Karin sendiri malah tersakiti gara-gara aku pacaran dengan Kevin. Aku sedih banget, mengapa semua ini bisa terjadi. Bahkan Kevin lama-kelamaan menjadi tidak percaya lagi kepadaku. Dan pada akhirnya dia tega memutuskan tali asmara yang kita jalin bersama selama 5 bulan ini. Karin pun, semakin lama semakin menjauh dariku, sebetulnya aku lah yang marah dan jengkel kepada Karin yang setega itu kepadaku. Ya Tuhan, jika Kevin memanglah bukan untukku, mengapa Engkau harus hadirkan dia di hidupku Ya Allah. Aku sangat mencintainya, tapi dia bukanlah milikku lagi. Mustahil jika aku bisa kembali merajut cinta lagi dengannya, dia sudah hilang kepercayaannya kepadaku. Tapi jika masih bisa, kumohon kepadaMu Ya Tuhan, kembalikanlah Kevin kepadaku lagi, aku sangat mencintainya. Kuharap do’aku selama ini tak pernah sia-sia, walaupun aku pernah gagal sebelumnya, tapi aku masih bisa merubah hidupku untuk lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar