Jika Cinta Memang Bukan Milikku
Tet..tet..tet.. bel tanda istirahat berbunyi. “Dhita,
yuk kita pergi ke kantin !” Sahut Karin kepadaku. “Ayo !” Jawabku. Lalu
kita berdua bergegas menuju ke kantin sekolah yang terletak jauh di pojok
belakang sekolahan. Ketika aku dan Karin sedang enak-enak makan di kantin,
tiba-tiba “degg..!!” jantungku berdegup kencang ketika aku bertemu dengan
seorang cowok yang aku idam-idamkan selama satu tahun semenjak ku sekolah di
SMP ini. Namanya adalah Kevin Dharmawan, biasa dipanggil Kevin. Dia adalah
satu-satunya cowok yang perfect banget menurut aku. Udah cakep, ramah, sabar,
baik hati pula, pokoknya idaman banyak cewek deh. Maka dari itu banyak cewek di
sekolah ini yang naksir sama dia, termasuk aku. Tetapi bodohnya aku, aku selalu
saja minder dan tidak PD setiap berpapasan dengannya.
Keesokan harinya, Karin tiba-tiba bertanya padaku, kenapa
aku yang telah menyukai Kevin selama 1 tahun tidak mencari laki-laki lain yang
lebih ganteng daripada Kevin. Tapi bagiku, ah, masa bodo, namanya juga udah
suka dan jatuh hati banget sama si Kevin, nggak mungkin aku bisa berpaling ke
cowok yang lainnya selain Kevin. Lagipula, Kevin itu juga mirip sama artis
Korea idolaku yang bernama Lee Min Hoo, tetapi cuma dari sisi samping sih,
hehe. Karin hanya tertawa ringan melihatku.
Tet..tet..tet.. tiba-tiba aku dan Karin dikagetkan oleh
dering bel sekolah yang sungguh tidak enak didengar, dari dulu bunyinya selalu
saja tat..tet..tot..tet..tot.. kaya’ kentut aja. Huft .. langsung saja aku dan
Karin bergegas masuk ke dalam kelas. Pelajaran hari ini sungguh membuatku
mengantuk dan tak bergairah, maklum saja, namanya pelajaran Sejarah tu isinya cerita
melulu, sampai-sampai aku tak jarang ketiduran setiap mengikuti pelajaran ini,
huahh !! Setelah pelajaran Sejarah selesai, berakhirlah seluruh kegiatan
belajar mengajar pada hari ini. Lalu bel pulang sekolah berbunyi dan aku serta
teman-teman lainnya dengan semangat bergegas pulang ke rumah masing-masing.
Ketika aku sampai di rumah, sejenak kurebahkan tubuhku ke
springbedku yang empuk ini. Tiba-tiba, eng..ing..eng.. Hpku berbunyi, tanda ada
yang menelponku. Ternyata si Karin, dia menelponku dan mengatakan bahwa dia mau
ngasih nomor Hpku ke Kevin. Hatiku seneng banget, tapi herannya, ngapain ya si
Kevin pake minta nomor Hpku segala. Ah, biarin aja, yang penting aku nanti bisa
berhubungan dengan Kevin melalui ponselku. Hehehe, kesempatan emas buat PDKT sama
dia nih.
Keesokan harinya, aku bertanya kepada Karin, mengapa kok
Kevin minta nomor Hpku segala kepada Karin. Tapi Karin malah menjawab tidak
tahu, Karena Kevin memang sengaja tidak memberitahu Karin. Malam harinya,
tiba-tiba ada seseorang yang nomornya asing mengirim sms kepadaku. Hatiku sudah
menduga bahwa itu adalah Kevin. Lah, ternyata dugaanku 100% tidak meleset.
Benar yang meng-smsku adalah si Kevin. Oh Ya Tuhan, mimpi ketiban apa aku
semalam? Sungguh hatiku senang gembira tiada terkira. Setelah kubaca dan
kubaca, ternyata dari sms itu Kevin mengatakan bahwa dia mau mengajakku
ketemuan di sawah depan rumahku. Whattt??? Mau ngapain ya dia ngajak aku
ketemuan di sawah? Mau mburu kodok kali ya? Hahaha. Tapi, iya saja lah, ini kan
kesempatan emas banget buat aku.
Keesokan harinya, beberapa jam setelah aku pulang
sekolah, tepat jam 15.00 WIB aku pergi menuju sawah depan rumahku. “Kok sepi sih?” tanyaku pada
diriku sendiri, memang di sawah tak ada siapapun, kecuali kodok ngorek yang
melompat ke sana ke mari dengan senangnya. Aku bingung, sebenarnya Kevin
benar-benar mau menemuiku atau tidak sih. Apakah dia hanya bercanda? Kalau
sungguh-sungguh, kenapa dia sekarang tidak Nampak batang hidungnya di areal
persawahan ini? Hmm… meragukan. Daripada bingung sendirian di sawah kagak jelas
begini, mending aku pulang saja lah. Tapi, baru saja ku lekas membalikkan
badanku 95,99999 derajat,
“KEVIN???”
Ternyata Kevin sudah ada di belakangku.
“KEVIN??kamu mau
ngapain ngajak aku ketemuan di sini?” tanyaku agak
gugup.
”Dhit, aku sengaja
ngajak kamu ketemuan di sini karena ada sesuatu hal yang mau aku utarakan
kepadamu.” Terang Kevin kepadaku.
“Hmm, sesuatu apa’an ya
Vin?” tanyaku agak bingung dan penasaran.
“Sebenernya aku tu,
selama ini memendam rasa ke kamu Dhit. Tapi, aku malu mau mengutarakan
kepadamu, tau sendiri kan risiko yang harus kuterima kalau seumpama aku pacaran
sama kamu? Pasti banyak cewek di sekolahan kita yang cemburu dan akan sirik
sama cewek yang jadi pacarku. Tapi, walaupun dengan semua risiko itu,
bersediakah kamu untuk jadi kekasihku Dhit?” Ungkap
Kevin kepadaku. Apakah dia bersungguh-sungguh Ya Tuhan? cowok seperfect dia,
ternyata juga suka sama aku? Impossible banget, tapi buktinya ini dia.
“A-a-a-aku sebenernya
juga suka sih sama kamu Vin, tapi aku malu, aku merasa minder buat menyatakan
perasaanku ke kamu. Tapi, aku bener-bener gak nolak kok Vin jikalau kamu mau
aku jadi pacarmu.” Ucapku agak terbata-bata, nervous
banget dah sumpah !!
Sejak saat itu, aku dan Kevin menjalin hubungan asmara.
Sungguh indah hari-hari kulalui bersama Kevin. Tapi, risiko ya tetap risiko.
Sudah banyak murid di SMPku yang mengetahui hubunganku dengan Kevin, jadi
banyak banget cewek yang jealous dan sirik gitu sama aku. Karin pun, sahabat
dekatku sendiri, sepertinya agak iri juga melihatku bersama Kevin. Tapi, aku
nggak mau kehilangan sahabat terbaikku cuma masalah cinta monyet kaya’ gini.
Tak terasa sudah 5 bulan lamanya ku menjalin hubungan
dengan Kevin, telah kulalui pahit getirnya selama berpacaran dengan Kevin.
Inilah risikonya pacaran sama cowok terganteng di sekolahanku. Dan tepat
tanggal 13 Desember, ada seseorang tak dikenal telah mengirim sms kepada Kevin
yang menyatakan bahwa aku sudah tidak betah dengan Kevin dan ingin putus dengan
Kevin. Oh tidak, ada seseorang yang telah memfitnahku.
Ternyata, seseorang yang telah memfitnahku adalah Karin,
sahabatku sendiri. Teganya dia telah merusak hubunganku dengan Kevin. Nampaknya
ia perlahan-lahan ingin merebut Kevin dari sisiku. Aku tau bahwa Karin sudah
menyukai Kevin sejak kecil, maklum saja, Karin berteman dengan Kevin sejak
mereka duduk di Taman Kanak-Kanak. Dan Karin sebetulnya tidak senang jika ada
cewek yang menjadi pacarnya Kevin, tapi mungkin Karin kasihan kepadaku sehingga
menyerahkan Kevin kepadaku. Tapi itu semua percuma jika Karin sendiri malah
tersakiti gara-gara aku pacaran dengan Kevin. Aku sedih banget, mengapa semua
ini bisa terjadi. Bahkan Kevin lama-kelamaan menjadi tidak percaya lagi
kepadaku. Dan pada akhirnya dia tega memutuskan tali asmara yang kita jalin
bersama selama 5 bulan ini. Karin pun, semakin lama semakin menjauh dariku,
sebetulnya aku lah yang marah dan jengkel kepada Karin yang setega itu
kepadaku. Ya Tuhan, jika Kevin memanglah bukan untukku, mengapa Engkau harus
hadirkan dia di hidupku Ya Allah. Aku sangat mencintainya, tapi dia bukanlah
milikku lagi. Mustahil jika aku bisa kembali merajut cinta lagi dengannya, dia
sudah hilang kepercayaannya kepadaku. Tapi jika masih bisa, kumohon kepadaMu Ya
Tuhan, kembalikanlah Kevin kepadaku lagi, aku sangat mencintainya. Kuharap
do’aku selama ini tak pernah sia-sia, walaupun aku pernah gagal sebelumnya,
tapi aku masih bisa merubah hidupku untuk lebih baik lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar