Selasa, 27 November 2012

Makalah tentang Penyalahgunaan Internet di Kalangan Pelajar


Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan dapat selesai tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk ini kami ucapkan terima kasih kepada:
1.     Bu Hj. SM Wiwik Sulistiya, M. Pd. Selaku Kepala SMP Negeri 1 Ngunut,
2.     Bpk. Suyitno, S. Pd. Selaku guru TIK yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
            Pada penyusunan makalah ini kami  mengambil judul “ Penyalahgunaan Internet di Kalangan Pelajar”. Di sini kami membahas tentang masalah penyalahgunaan internet yang kini sedang marak di Indonesia yang pelakunya mayoritas adalah pelajar. Untuk lebih jelasnya, kami akan menjelaskan secara lengkap dan detail pada halaman berikutnya.
            Kami berharap meskipun penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna semoga dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya para pelajar agar kita semua dapat mengambil pelajaran dan nilai-nilai positif dari teknologi masa kini. Ada kurang lebihnya kami mohon saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan penyusunan karya tulis selanjutnya.

Ngunut, 7-11-2012



Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
            Kehadiran internet ternyata disambut baik oleh masyarakat Indonesia. Masuknya internet ke Indonesia telah membawa banyak perubahan bagi masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia telah mengalami kemajuan di berbagai bidang akibat adanya internet.
               Akan tetapi meskipun internet banyak membantu masyarakat Indonesia, ada saja yang menyalahgunakannya. Setelah disurvey, kebanyakan penyalahguna internet adalah remaja atau para pelajar. Mereka menyalahgunakan internet untuk mengakses situs-situs berbau asusila dan pornografi. Masalah ini perlu diatasi untuk memperbaiki moral bangsa Indonesia.

1.2  Rumusan Masalah
     Dari latar belakang di atas, kami dapat merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1)     Apakah faktor yang menyebabkan para pelajar menyalahgunakan internet?
2)     Apa saja dampak yang ditimbulkan dari penyalahgunaan tersebut?
3)     Bagaimanakah upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut?

1.3  Tujuan
-         Untuk mencegah kasus penyalahgunaan internet yang makin meluas,
-         Untuk menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat agar dapat menggunakan internet dengan baik sesuai fungsinya,
-         Untuk memperbaiki moral bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1                            Faktor Penyalahgunaan Internet di Kalangan Pelajar.
Faktor yang menyebabkan adanya penyalahgunaan internet di kalangan pelajar ialah :
a.     Kurangnya pengawasan dari orangtua,
b.     Peran guru di sekolah masih kurang,
c.      Pergaulan yang salah jalur,
d.     Rendahnya pengetahuan tentang IPTEK,
e.      Rendahnya Iman dan Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
f.       Adanya godaan dari dalam hati yang tidak dapat dicegah untuk membuka situs-situs negative,
g.     Dan masih banyak lagi lainnya.
2.2                            Dampak Yang Ditimbulkannya.
 Dampak yang ditimbulkan akibat  adanya penyalahgunaan internet di kalangan pelajar cukup banyak, yakni sebagai berikut :
a.     Terbukanya situs-situs pornografi cenderung meracuni jiwa pelajar, para pelajar akan ketagihan membuka situs-situs porno tersebut dan jika semakin sering mereka membukanya, maka lama-kelamaan mereka bisa meniru adegan yang ada di situs tersebut,
b.     Adanya situs-situs berbau kekerasan seperti video tawuran, pertarungan, perkelahian, kemungkinan besar pelajar akan menirukan video kekerasan tersebut untuk berkelahi dengan temannya.
c.      Rusaknya moral bangsa, para pelajar yang sudah teracuni situs-situs di internet yang berbau asusila akan rusak moralnya dan sulit untuk diperbaiki lagi jika tidak ada kesadaran dari diri sendiri dan bimbingan dari orang lain untuk berubah,
d.     Menurunnya prestasi belajar di sekolah, para pelajar akan lupa belajar jika sudah kecanduan menggunakan internet sehingga secara otomatis prestasi mereka di sekolah akan menurun,
e.      Perkembangan otak dan jiwa akan terganggu,
f.       Menjadi lebih sensitive dan mudah marah/emosi,
g.     Menjadi acuh tak acuh dan tak peduli dengan orang lain,
h.     Pelajar menjadi nakal dan tak patuh kepada orangtuanya, mereka akan cenderung membantah orangtuanya karena jiwanya sudah diracuni oleh dampak negative dari internet. Dan masih banyak lagi yang lainnya…
2.3                            Upaya Untuk Mengatasinya.
Upaya yang dapat kita lakukan untuk mengatasi masalah penyalahgunaan internet di kalangan pelajar ialah :
a.     Dalam penggunaan internet kita harus bisa memfilter mana situs yang baik dan mana situs yang  tidak baik,
b.     Hindari membuka situs yang sekiranya tidak terlalu penting dan sekiranya membawa dampak negative bagi kita,
c.      Perkuatlah Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
d.     Tambahlah ilmu pengetahuan tentang IPTEK dan dampak-dampak yang dapat ditimbulkan dari adanya kemajuan IPTEK tersebut,
e.      Orang tua harus lebih ketat dalam mengawasi anak-anaknya agar jangan sampai terjerumus ke perbuatan-perbuatan negative yang dapat merusak moral mereka,
f.       Guru-guru di sekolahan juga seharusnya lebih tegas lagi untuk menyampaikan tentang internet dan dampak-dampak yang ditimbulkannya dan mencegah jangan sampai muridnya melakukan penyalahgunaan internet. Dan masih banyak lagi yang lainnya…


BAB III
   PENUTUP
3.1 Kritik
Internet yang ada memang membawa banyak kemajuan bagi bangsa kita. Namun, karena kemajuan itu pula yang membuat anak-anak jaman sekarang menyalahgunakannya sehingga perkembangan jiwa mereka terganggu dan moralnya rusak. Internet yang seharusnya digunakan untuk mengakses pengetahuan yang lebih luas malah disalahgunakan untuk membuka situs-situs asusila. Hal ini sangat mengkhawatirkan dan tidak seharusnya terjadi. Seharusnya kita mampu menggunakan internet sesuai dengan fungsinya semula.
3.2 Saran
Sebaiknya kita dapat lebih arif dan bijaksana dalam menggunakan internet agar internet tersebut tidak berpengaruh buruk terhadap kita. Kita juga perlu memperkuat IMTAQ dan pengetahuan yang baik tentang IPTEK dan jangan sampai kita dibodohi oleh perkembangan IPTEK yang semakin pesat ini.





Selasa, 20 November 2012

Klien.Q, Kekasih.Q

KLIEN-Q, KEKASIH-Q
By : Reekha Octavera
Tasha…kita dapet klien baru nih.” Duh, suara Karin mengagetkanku sampek aku tersedak saat minum secangkir Nescafe panas sore itu. “Uhuk-uhukk…emank ada apa sih?” tanyaku.”Tadi ada cowok datang ke sini, dia cakep banget loh. Dia bilang kalau adiknya sedang frustasi n’ galau gitu deh. Dia butuh banget psikiater kayak loe”  Hhh…tugas baruku sekarang adalah melakukan terapi jiwa bagi orang yang sedang galau. Secara, inilah tugasku sebagai seorang psikiater muda. Kebanyakan klien yang datang padaku dengan alasan frustasi karena masalah cinta & mereka itu rata-rata berusia remaja. Dan aku sudah dipercaya oleh mereka bahwa solusi dariku pasti ampuh untuk menyembuhkan kegalauan mereka. Inilah gambaran kecil tentang profesiku. Oia, namaku Tasha, Tasha Charissa. Tadi yang ngagetin aku sampek aku keselek tadi, tuh namanya Karin. Karina Kapur. Dia temen sekaligus assistantku.
Esoknya, aku pergi ke rumah klienku itu. Sekitar sejam perjalanan, aku nyampe di rumah klienku. Kuketok pintu rumahnya. Eh yang mbukain ternyata kakaknya.“Apakah ini dr.Tasha? psikiater yang saya cari itu? Silahkan masuk.” Tanyanya sambil mempersilakanku masuk. Lalu aku duduk di ruang tamu minimalisnya.
Ada masalah apa dengan adik Anda?” tanyaku.
Ardi udah lama suka ma seorang cewek. Baru kemaren dia nembak tuh cewek. Tapi dia ditolak mentah-mentah sama tuh cewek sehingga Ardi sakit hati banget dan dia jadi galau. Dia suka merenung sendirian, aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Makanya aku minta bantuan dokter untuk bisa memulihkan kondisi jiwanya. Tolong dok, buatlah dia mampu melupakan masalahnya.” kakaknya memohon sangat kepadaku.
Iya, saya pasti akan membantumu. Saya akan berusaha memulihkan keadaan psikisnya. Kamu tenang saja, semua akan saya atasi.” Ucapku.
Sejak saat itu, aku melakukan terapi kejiwaan untuk Ardi. Setiap hari aku aktif menghibur Ardi. Karena cara utama yang kutempuh untuk mengobati kegalauannya yaitu dengan mengajaknya bercanda. Dia kuajari banyak hal yang bermakna dalam hidup ini. Senang rasanya jika aku melihat Ardi mulai bisa tersenyum. Nampaknya dia senang dengan terapi yang ia jalani ini.
 Tanpa terasa, sudah sering kulalui waktu bersamanya. Seakan-akan tiada jarak antara aku & klienku itu. Sampai ada suatu perasaan yang tak biasa yang kurasakan padanya. Aku lama-lama suka ma dia.. Tapi gak mungkin donk aku ungkapin ke dia secara langsung, ntar mau kutaruh mana mukaku? Untung aja aku tahu hari ultahnya. 5 Desember, 2 hari lagi. Aku udah persiapkan hadiah special untuknya, kusisipkan surat untuknya. Kusampaikan hasratku, bahwa  aku ingin menyembuhkan sakit hatinya & membuatnya bahagia.
Tepat pada tanggal 5 Desember, aku mengajaknya ke CafĂ© Lovely untuk lunch bareng. Setelah kita makan siang bareng, kita saling ngobrol. “Dokter, makasih banget ya atas semua yang kamu lakukan padaku. Kini aku sudah bisa melupakan masalahku itu. Dokter udah mengajarkan banyak hal kepadaku. kata Ardi padaku.
Well, yang lalu biarlah berlalu. Aku senang bisa membantumu. Oia, aku punya sesuatu buat kamu.” Lalu kuberikan kadoku kepadanya.”Met ultah ya, Cuma ini yang bisa kukasih ke kamu.
 “Wah, makasih banget ya dok..hmm, dr.Tasha. aku mau bilang sesuatu tapi dokter jangan marah ya?” sepertinya Ardi menyimpan sesuatu hal. Tapi apa ya?? Aku bertanya-tanya dalam hati. “Sebenarnya, a-a-a- aku suka sama dokter.”  Waduh, ni mimpi apa bukan ya??
 Kamu serius? Ah  jangan ngaco donk.” Aku agak tak percaya. Masa’ klienku itu juga suka kepadaku??..!!??
“Beneran dokter, sejak aku kenal dokter, seakan-akan aku mengenal seorang Malaikat tak bersayap pelipur laraku. Aku suka sama dokter. Tapi, maukah dokter menjadi kekasihku?Dia mengungkapkan perasaannya.
“Hmm…sebenarnya sih aku juga punya perasaan yang sama denganmu. Tapi, masa’ ada sih Klien jadi Kekasih?” kataku agak ragu, walau sebenarnya aku mau.
“Ya ada, jika dokter mau menerima pernyataanku. Jadi gimana dok?” Ardi mencoba meyakinkan perasaanku.
“Hmm, kayaknya…aku gak bisa deh.” Ucapku separoh kalimat.
“Loh kok gak bisa?
“Maksudku, aku gak bisa nolak  kamu. Hehe” kataku meneruskan ucapanku tadi.
“Jadi, dokter menerimaku?” kuanggukkan kepalaku sebagai tanda bahwa aku menjawab YA.
Mulai sekarang jangan panggil aku dokter lagi.” Pintaku.
Iya, Tashaku sayang. Biarkan hatiku ini menjadi milikmu untuk selamanya.” Lalu kita saling berpelukan bahagia. Aduh bener-bener seperti mimpi rasanya waktu itu. So sweet banget ya skenario yang udah dibuat oleh Tuhan untukku dan Ardi.
^_^ ARDI, KLIEN-Qu KEKASIH-Qu ^_^

Dua Pilihan, Satu Keputusan


Dua Pilihan, Satu Keputusan
Cerpen by : Reekha Muntaza Oktavera
Hidup ini memang bergelombang. Kadang indah, kadang juga susah. Mungkin itulah yang tengah kualami. Sebut saja namaku Echa. Aku adalah anak bungsu dari lima bersaudara, dan aku sendirilah yang perempuan. Karena saudaraku laki-laki semua. 
                Kisahku ini bermula ketika aku baru saja menduduki bangku SMP. Di SMPku tersebut aku mengikuti ekskul bela diri. Semua pasti tahu kalau ekskul tersebut mayoritas diikuti oleh para cowok dan dilatih oleh para cowok juga. Entah kenapa aku sebagai seorang cewek sangat menyukai ekskul yang bisa dibilang keras tersebut. Mungkin karena dorongan batin dari Ayahku yang juga seorang pendekar.
                Sebelumnya aku mengikuti ekskul itu dengan niat untuk menambah ilmu tentang bela diri. Tapi siapa sangka, kalau pada akhirnya aku dipertemukan dengan seorang cowok handsome yang merupakan pelatih ekskul tersebut dan kebetulan melatihku pada saat itu. Sehingga terasa benih-benih rasa suka yang tertanam dalam hatiku kepada cowok tersebut karena seringkali berjumpa pada saat latihan. Dan tak bisa kupungkiri lagi bahwa sekarang niatku bukan hanya untuk menambah ilmu, tetapi juga untuk berjumpa dengan cowok tersebut. Setelah beberapa kali berjumpa dalam latihan, akhirnya dia memperkenalkan dirinya kepadaku dan ke beberapa temanku yang baru saja ikut ekskul ini. Setelah perkenalan tersebut, tiba-tiba salah seorang teman perempuanku menanyakan alamat FBnya. Setelah dia memberitahukan hal tersebut, aku diam-diam mencoba membuka FB miliknya sesaat setelah usai latihan. Aku berharap aku bisa di-Add olehnya.
                Singkat cerita, setelah aku dan dia terlibat obrolan dalam jejaring sosial Facebook, dia bertanya kepadaku apakah aku sudah memiliki  pacar. Lalu kujawab saja dengan jujur dan polos bahwa aku belum memiliki pacar. Kemudian setelah dia tahu bahwa aku masih jomblo, dia meminta nomor ponselku supaya dia bisa menghubungiku dengan mudah lewat Hp. Karena sebelumnya sudah kuungkapkan bahwa aku mulai menaruh hati padanya, tanpa ragu lagi kuberikan nomor ponselku padanya.
                Besoknya sepulang dari sekolah, aku membuka ponselku dan mendapati ada nomor asing yang menyapaku lewat sebuah SMS,
“Ehm, Hai Echa..”
Kemudian kubalas saja SMS itu dan meskipun aku sudah menduga kalau itu dia, aku berpura-pura bertanya tentang siapa pemilik nomor asing tersebut untuk lebih meyakinkanku,
“Ini nomornya siapa ya..??”
Tak beberapa lama, dia membalas SMSku tersebut,
“Ini aku, Dwiga..” Begitulah dia menyebut namanya.
Melihat balasannya tersebut, rasa gemetar dalam hatiku bercampur senang tak bisa luput.
                Sejak saat itulah aku dan Dwiga berhubungan lewat Hp. Setiap hari bahkan setiap waktu yang ada dia sempatkan untuk SMS aku. Kian hari aku kian lengket dengan Dwiga. Hingga pada suatu malam, dia bertanya tentang hatiku. Apakah hatiku in ada rasa kepadanya. Semula aku
sangat malu dan ragu untuk mengungkapkannya. Tetapi Dwiga terus membujukku hingga aku mau terus terang padanya. Dan tanpa basa-basi lagi, aku katakan dengan terus terang bahwa aku menyukainya. Dan yang paling tak kusangka, dia mengungkapkan bahwa dia juga ada rasa padaku lewat SMS,
“Kalau boleh jujur, sebenarnya aku juga suka sama kamu. Tapi ini rahasia lho Beib. Karena aku gak mau pelatih dan murid yang lain tahu.” Begitulah dia mengungkapkan isi hatinya padaku dan pertama kali itu juga dia sudah memanggilku “BEIB” , kata panggilan yang biasa diberikan oleh seseorang kepada pacarnya. Padahal aku belum mengikat hubungan apa-apa dengannya. Oh Tuhan, mungkinkah ini hanya sandiwara saja...
Selang beberapa hari kemudian, dengan beberapa untaian kata-kata cinta yang romantis yang dilontarkan Dwiga lewat SMS kepadaku, pada akhir kalimat Dwiga menyatakan cinta kepadaku dan menginginkan aku untuk menjadi kekasihnya. Aduh Tuhan, aku sungguh seperti bermimpi. Pelatihku yang handsome itu ternyata mencintaiku. Sebenarnya aku masih ragu untuk memberi jawaban. Tetapi hati ini terus memberontak. Tak ada salahnya aku dan Dwiga berpacaran karena kita berdua sudah saling suka. Akhirnya, aku terima cintanya tersebut dan mulai saat itu aku berpacaran dengan Dwiga, seorang pelatih ekskul bela diri di sekolahanku. Walaupun usiaku 4 tahun lebih muda daripada Dwiga yang kini telah duduk di kelas 1 SMA, hubunganku dengan dia tetap saja romantis bagaikan Leonardo de Caprio dan Kate Winslett dalam film kesukaanku, Titanic. Hehehe. Meski begitu, hubungan kami tetap lancar tanpa sepengetahuan pelatih yang lain.
                Semenjak Dwiga menjadi pacarku, semangat belajarku serasa kian meningkat dan nilai ulanganku pun bagus-bagus berkat Dwiga. Bagiku, Dwiga merupakan cowok penyemangat hidupku. Kesetiaannya padaku tak pernah luput. Setiap waktu dia selalu mengingatku dan menghubungiku. Dan saat latihan pun, Dwiga senantiasa memusatkan perhatian yang lebih kepadaku. Sampai suatu ketika membuat jealous beberapa teman perempuanku yang ikut ekskul sama denganku. Tanpa sepengetahuanku dan Dwiga, beberapa dari mereka mengorek obrolan yang pernah terjadi antara aku dengan Dwiga di Facebook. Setelah mereka akhirnya tahu bahwa ad hubungan special antara aku dengan Dwiga, mereka tiba-tiba melabrakku dan aku sungguh tak tahu apa maksud mereka. Ternyata mereka juga menyukai Dwiga dan jealous terhadap cewek  yang dekat dengan Dwiga. Lalu, mereka spontan menjauhiku sehingga aku kalut saat itu karena ditinggal oleh teman-teman. Di saat itupun, Dwiga datang menghubungiku lewat SMS dan mencoba menenangkanku walaupun Dwiga sedang menuntut ilmu di sekolah lain yang tidak setingkat denganku.
                Teman-temanku ternyata tak hanya menjauhiku saja, tetapi mereka juga menyebarkan berita tentang hubunganku dengan Dwiga. Sehingga beberapa pelatih akhirnya tahu tentang hubunganku dengan Dwiga. Di lain kondisi Dwiga selalu mencoba menenangkan hatiku dan menjaga erat hubungan kami.
                Hari demi hari kulalui terasa indah dengan Dwiga. Lebih-lebih ketika latihan. Dwiga tak segan-segan menunjukkan kasih sayangnya yang lebih kepadaku di hadapan teman-temanku yang lain. Sudah sebulan lamanya aku menjalin asmara dengan Dwiga. Tepat pada malam akhir bulan Oktober. Tiba-tiba Ayahku ingin berbicara serius kepadaku. Beliau berkata bahwa aku merupakan gadis satu-satunya yang ia miliki. Karena itu, Ayah ingin aku memilih di antara dua pilihan yaitu Cita-cita atau Cinta. Aku harus memilih salah satu dari itu yang merupakan keputusan terbaikku. Entah sebab apa dan darimana Ayah tahu tentang cintaku kepada seorang pelatih. Beliau berkata kalau aku memilih cita-cita, aku harus meninggalkan cinta, aku tak boleh jatuh cinta apalagi bercinta dengan cowok siapapun sebelum waktunya, temasuk pelatih ekskul bela diriku yang mayoritas cowok. Aku sudah menduga kalau Ayah sudah mengetahui hubunganku dengan Dwiga melalui mata batinnya. Perasaanku sudah tegang saat itu. Kemudian aku terlepas dari ketegangan dan sejenak berfikir. Sebaiknya aku memilih cita-cita. Karena usiaku masih belia dan harus melepaskan segala cinta yang ada pada diriku saat ini. Ayah tersenyum mendengar keputusanku itu. Namun, aku tak kan pernah bisa melepas Dwiga dari hatiku.
                Keesokan harinya, dengan berat hati ku memutuskan hubunganku dengan Dwiga. Karena sebenarnya kami berdua masih saling mencintai dan menyayangi. Tapi mau bagaimana lagi. Orang tuaku sudah mengambilkan jalan yang terbaik untukku dan masa depanku. Di saat itu, teman-teman perempuanku malah tersenyum bahagia karena sudah tiada lagi cewek yang dekat dengan Dwiga sehingga mereka mengambil kesempatan dalam hal ini. Sebenarnya Dwiga juga belum bisa menerima keputusanku, tapi dengan berat hati dia akhirnya bisa mengerti juga. Dan mulai kini, aku memusatkan diri pada cita-citaku. Dan untuk Dwiga, sayangku. Aku masih menyayangimu walau kini kita telah berpisah dan aku telah berpaling pada keputusan yang terbaik untuk masa depanku.