Selasa, 20 November 2012

Klien.Q, Kekasih.Q

KLIEN-Q, KEKASIH-Q
By : Reekha Octavera
Tasha…kita dapet klien baru nih.” Duh, suara Karin mengagetkanku sampek aku tersedak saat minum secangkir Nescafe panas sore itu. “Uhuk-uhukk…emank ada apa sih?” tanyaku.”Tadi ada cowok datang ke sini, dia cakep banget loh. Dia bilang kalau adiknya sedang frustasi n’ galau gitu deh. Dia butuh banget psikiater kayak loe”  Hhh…tugas baruku sekarang adalah melakukan terapi jiwa bagi orang yang sedang galau. Secara, inilah tugasku sebagai seorang psikiater muda. Kebanyakan klien yang datang padaku dengan alasan frustasi karena masalah cinta & mereka itu rata-rata berusia remaja. Dan aku sudah dipercaya oleh mereka bahwa solusi dariku pasti ampuh untuk menyembuhkan kegalauan mereka. Inilah gambaran kecil tentang profesiku. Oia, namaku Tasha, Tasha Charissa. Tadi yang ngagetin aku sampek aku keselek tadi, tuh namanya Karin. Karina Kapur. Dia temen sekaligus assistantku.
Esoknya, aku pergi ke rumah klienku itu. Sekitar sejam perjalanan, aku nyampe di rumah klienku. Kuketok pintu rumahnya. Eh yang mbukain ternyata kakaknya.“Apakah ini dr.Tasha? psikiater yang saya cari itu? Silahkan masuk.” Tanyanya sambil mempersilakanku masuk. Lalu aku duduk di ruang tamu minimalisnya.
Ada masalah apa dengan adik Anda?” tanyaku.
Ardi udah lama suka ma seorang cewek. Baru kemaren dia nembak tuh cewek. Tapi dia ditolak mentah-mentah sama tuh cewek sehingga Ardi sakit hati banget dan dia jadi galau. Dia suka merenung sendirian, aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Makanya aku minta bantuan dokter untuk bisa memulihkan kondisi jiwanya. Tolong dok, buatlah dia mampu melupakan masalahnya.” kakaknya memohon sangat kepadaku.
Iya, saya pasti akan membantumu. Saya akan berusaha memulihkan keadaan psikisnya. Kamu tenang saja, semua akan saya atasi.” Ucapku.
Sejak saat itu, aku melakukan terapi kejiwaan untuk Ardi. Setiap hari aku aktif menghibur Ardi. Karena cara utama yang kutempuh untuk mengobati kegalauannya yaitu dengan mengajaknya bercanda. Dia kuajari banyak hal yang bermakna dalam hidup ini. Senang rasanya jika aku melihat Ardi mulai bisa tersenyum. Nampaknya dia senang dengan terapi yang ia jalani ini.
 Tanpa terasa, sudah sering kulalui waktu bersamanya. Seakan-akan tiada jarak antara aku & klienku itu. Sampai ada suatu perasaan yang tak biasa yang kurasakan padanya. Aku lama-lama suka ma dia.. Tapi gak mungkin donk aku ungkapin ke dia secara langsung, ntar mau kutaruh mana mukaku? Untung aja aku tahu hari ultahnya. 5 Desember, 2 hari lagi. Aku udah persiapkan hadiah special untuknya, kusisipkan surat untuknya. Kusampaikan hasratku, bahwa  aku ingin menyembuhkan sakit hatinya & membuatnya bahagia.
Tepat pada tanggal 5 Desember, aku mengajaknya ke Café Lovely untuk lunch bareng. Setelah kita makan siang bareng, kita saling ngobrol. “Dokter, makasih banget ya atas semua yang kamu lakukan padaku. Kini aku sudah bisa melupakan masalahku itu. Dokter udah mengajarkan banyak hal kepadaku. kata Ardi padaku.
Well, yang lalu biarlah berlalu. Aku senang bisa membantumu. Oia, aku punya sesuatu buat kamu.” Lalu kuberikan kadoku kepadanya.”Met ultah ya, Cuma ini yang bisa kukasih ke kamu.
 “Wah, makasih banget ya dok..hmm, dr.Tasha. aku mau bilang sesuatu tapi dokter jangan marah ya?” sepertinya Ardi menyimpan sesuatu hal. Tapi apa ya?? Aku bertanya-tanya dalam hati. “Sebenarnya, a-a-a- aku suka sama dokter.”  Waduh, ni mimpi apa bukan ya??
 Kamu serius? Ah  jangan ngaco donk.” Aku agak tak percaya. Masa’ klienku itu juga suka kepadaku??..!!??
“Beneran dokter, sejak aku kenal dokter, seakan-akan aku mengenal seorang Malaikat tak bersayap pelipur laraku. Aku suka sama dokter. Tapi, maukah dokter menjadi kekasihku?Dia mengungkapkan perasaannya.
“Hmm…sebenarnya sih aku juga punya perasaan yang sama denganmu. Tapi, masa’ ada sih Klien jadi Kekasih?” kataku agak ragu, walau sebenarnya aku mau.
“Ya ada, jika dokter mau menerima pernyataanku. Jadi gimana dok?” Ardi mencoba meyakinkan perasaanku.
“Hmm, kayaknya…aku gak bisa deh.” Ucapku separoh kalimat.
“Loh kok gak bisa?
“Maksudku, aku gak bisa nolak  kamu. Hehe” kataku meneruskan ucapanku tadi.
“Jadi, dokter menerimaku?” kuanggukkan kepalaku sebagai tanda bahwa aku menjawab YA.
Mulai sekarang jangan panggil aku dokter lagi.” Pintaku.
Iya, Tashaku sayang. Biarkan hatiku ini menjadi milikmu untuk selamanya.” Lalu kita saling berpelukan bahagia. Aduh bener-bener seperti mimpi rasanya waktu itu. So sweet banget ya skenario yang udah dibuat oleh Tuhan untukku dan Ardi.
^_^ ARDI, KLIEN-Qu KEKASIH-Qu ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar